Gambar Sampul PRAKARYA · Bab IV Wirausaha Pengolahan Makanan Modifikasi Khas Daerah
PRAKARYA · Bab IV Wirausaha Pengolahan Makanan Modifikasi Khas Daerah
Suci Paresti, Dewi Sri Handayani N., Erny Yuliani, Hadi Saputro, Yudia Putri Anne, Ayat Suryatna, Kamin Sumardi, Irma Isnafia Arief, dan Atat Siti Nurani

24/08/2021 16:24:49

SMA 12 K-13

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

114

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

C. Produk Pangan Khas

Daerah

F. Langkah-langkah

Pengolahan Pangan Khas

Daerah

G. Pengemasan dan

Pemasaran

H. Perencanaan

Wirausaha

Produk Pangan Modifikasi

Khas Daerah

Prakarya

115

C. Produk Pangan Khas

Daerah

F. Langkah-langkah

Pengolahan Pangan Khas

Daerah

G. Pengemasan dan

Pemasaran

H. Perencanaan

Wirausaha

Produk Pangan Modifikasi

Khas Daerah

PENGOLAHAN

116

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

A. Pangan

Khas

Daerah sebagai

Pendukung Pariwisata

B.

Kewirausahaan

Produk Pangan Khas

Daerah

C. Produk Pangan

Khas Daerah

D.

Bahan

untuk

Pengembangan

Pangan Khas Daerah

E.

Modi

fi

kasi

Pangan

Khas Daerah

F.

Langkah

-

langkah

Pengolahan Pangan

Khas Daerah

G. Pengemasan dan

Pemasaran

H. Perencanaan

Wirausaha

I. Simulasi Wirausaha

Produk Modi

fi

kasi

Pangan Khas Daerah

Wirausaha Pengolahan Makanan

Modi

fi

kasi Khas Daerah

Produk

Pangan Modi

fi

kasi

Khas Daerah

Peta Materi

Prakarya

117

Setelah mempelajari bab ini, siswa mampu:

Menghayati

bahwa akal pikiran dan kemampuan manusia dalam berpikir

kreatif untuk membuat produk pengolahan serta keberhasilan wirausaha

adalah anugerah Tuhan.

Menghayati perilaku

jujur, percaya diri, dan mandiri serta sikap bekerjasama,

gotong royong, bertoleransi, disiplin, bertanggung jawab, kreatif dan inovatif

dalam membuat karya pengolahan modifikasi pangan khas daerah dari

lingkungan sekitar untuk membangun semangat usaha.

Mendesain dan membuat

produk serta pengemasan karya pengolahan

modifikasi pangan khas daerah berdasarkan identifikasi kebutuhan sumber

daya, teknologi, dan prosedur berkarya.

Mempresentasikan

karya dan proposal usaha produk pengolahan modifikasi

pangan khas daerah dengan perilaku jujur dan percaya diri.

Menyajikan simulasi

wirausaha pengolahan modifikasi pangan khas daerah

berdasarkan analisis pengelolaan sumber daya yang ada di lingkungan sekitar.

BAB IV

Wirausaha Pengolahan

Modifikasi Pangan Khas Daerah

Tujuan Pembelajaran

Pada akhir pembelajaran, berikan tanda pada tujuan yang sudah berhasil dicapai!

118

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

A.

Pangan Khas Daerah sebagai

P

endukung Pariwisata

Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan, yang sangat majemuk, terdiri

atas berbagai suku bangsa, bahasa dan budaya. Keberagaman ini sangat

berkorelasi positif dengan keberagaman pangan tradisionalnya. Setiap daerah

mempunyai pangan khas yang menjadi bagian dari ciri khas daerah tersebut

dan dapat menjadi bagian dari daya tarik untuk pariwisata selain kekayaan

alam dan kesenian. Pangan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari nilai

jual pariwisata suatu daerah, baik sebagai makanan khas yang dinikmati

di tempat maupun sebagai oleh-oleh yang dibawa pulang. Makanan khas

daerah masih dapat dikembangkan, baik kuantitas maupun kualitasnya untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, juga untuk dijual ke daerah

lain dan/atau wisatawan/pendatang. Beberapa terobosan dapat dilakukan

untuk mengangkat citra dan cita rasa pangan khas daerah. Upaya terobosan

membuka peluang pangan khas daerah untuk didistribusikan ke daerah lain

dan diekspor ke luar negeri. Hal tersebut akan menjadi promosi yang positif

untuk meningkatkan nilai jual pangan khas daerah dan pariwisata daerah.

Otonomi daerah, peningkatan peran media cetak dan elektronik, serta

perhatian instansi pemerintah dan swasta terhadap sektor pariwisata

dan industri kreatif, merupakan faktor dukungan yang turut mendorong

wirausaha pangan khas daerah. Pemerintah dan instansi-instansi swasta

berpihak pada upaya mengembangan produk kreatif berbasis budaya. Salah

satu upaya mempromosikan produk pangan khas Nusantara kepada dunia

internasional adalah dengan menetapkan Ikon Kuliner Indonesia pada 14

Desember 2012. Ikon Kuliner Indonesia saat ini diwakili oleh 30 jenis makanan

khas Indonesia. Makanan ini terdiri dari makanan pembuka, makanan utama,

dan makanan penutup yang dipilih dari seluruh Nusantara. Makanan ini

menjadi hidangan yang wajib disajikan pada acara internasional. Pengenalan

Ikon Kuliner Indonesia kepada dunia internasional, tidak hanya dari resep dan

rasa masakannya melainkan cara penyajian, sejarah, filosofi, dan cerita-cerita

yang berkaitan dengan makanan tersebut. Pangan khas daerah Indonesia

akan menjadi daya tarik pariwisata daerah bagi wisatawan lokal maupun dari

mancanegara untuk datang ke daerah-daerah di Nusantara.

Prakarya

119

Sumber: Dokumen Kemenparekraf

Gambar 4.1

Masakan yang termasuk Ikon Kuliner Indonesia dengan Bahan Utama Nabati

Sumber: Dokumen Kemenparekraf

Gambar 4.2

Masakan yang termasuk Ikon Kuliner Indonesia berupa Sajian Nasi dan Lauk

120

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

Sumber: Dokumen Kemenparekraf

Gambar 4.3

Masakan yang termasuk Ikon Kuliner Indonesia dengan Bahan Utama Hewani yaitu

Daging Ayam, Ikan dan Sapi.

Latihan 1

Saat ini ada 30 Ikon Kuliner yang mewakili Indonesia dalam ajang internasional.

Makanan tersebut terdiri atas makanan pembuka, makanan utama, dan

makanan penutup. Makanan pembuka biasanya berupa makanan kecil yang

rasanya asin, makanan utama adalah masakan besar, dan makanan penutup

merupakan makanan kecil yang rasanya manis. Diskusikan dengan temanmu,

makanan atau minuman khas daerahmu yang cocok menjadi Ikon Kuliner

di masa mendatang

.

Adakah modifikasi yang harus dilakukan untuk makanan

tersebut? Tempelkan gambar atau gambarkan makanan atau minuman yang

dipilih dan tuliskan sedikit keterangan mengapa cocok menjadi Ikon Kuliner

Indonesia. Presentasikan kepada teman sekelas.

Prakarya

121

Sumber: Dokumen Kemenparekraf

Gambar 4.4

Makanan Kecil dan Minuman yang termasuk Ikon Kuliner Indonesia.

122

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

Potensi daerah yang kaya dan dukungan serta peluang pasar membuat pangan

khas daerah menjadi pilihan potensial untuk wirausaha. Pengembangan

pangan khas daerah selain dapat membuka peluang usaha yang cukup

besar, juga otomatis dapat memperluas lapangan pekerjaan, peningkatan

penghasilan dan kesempatan berusaha masyarakat khususnya di daerah,

sehingga akan mendorong dan menumbuhkan  perekonomian masyarakat

daerah. Pangan khas daerah atau pangan tradisional, sangat potensial

dikembangkan, karena berbasis pada bahan baku yang tersedia di sekitarnya.

Pangan tradisional ini dapat mencakup segala jenis makanan olahan

termasuk makanan utama, kudapan, maupun minuman yang dikenal dan

lazim dikonsumsi di daerah tersebut. Kekhasan bahan baku, cara memasak,

dan filosofi dari pangan khas daerah selalu menjadi daya tarik bagi wisatawan

lokal maupun internasional.

Kreativitas dibutuhkan dalam pengembangan wirausaha pangan khas daerah

agar cita rasa lebih bervariasi, penampilan produk lebih menarik, produk

lebih awet serta upaya promosi dan sosialisasi yang lebih ditingkatkan.

Pengembangan pangan khas daerah dapat dilakukan dengan memodifikasi

cara pengolahan dan pengemasan. Modifikasi dapat memanfaatkan metode

produksi dan teknologi baru. Mempertahankan dan mengembangkannya

adalah menjadi solusi untuk tetap menjaga keberadaannya, juga tentu

menjadi peluang bisnis yang sangat baik.

B.

Kewirausahaan Produk Pangan Khas Daerah

Berbagai jenis wirausaha dapat menjadi

alternatif dalam pemilihan ide bagi

calon wirausahawan. Jenis wirausaha

ini disesuaikan dengan banyak hal, baik

keahlian, minat dan kesukaan, maupun

berdasarkan ketersediaan bahan baku

yang ada di sekitarnya, dan peluang

yang ada. Persoalan mencari ide

wirausaha seringkali menjadi masalah

utama bagi calon wirausahawan.

Banyak orang yang mengungkapkan

keinginannya untuk mempunyai

usaha sendiri namun tak kunjung juga

menemukan ide wirausaha yang pas.

Padahal ide wirausaha dapat diperoleh

dari mana saja mulai dari apa yang kita

lihat di lingkungan sekitar, apa yang

kita dengar sehari-hari, melihat potensi diri sendiri, mengamati lingkungan,

sampai dengan meniru wirausaha orang lain yang sudah sukses. Intinya,

ide wirausaha dapat dipilih dari upaya pemenuhan apa yang dibutuhkan

manusia, mulai dari kebutuhan primer, sekunder, dan kebutuhan akan barang

Mengapa wirausaha produk

pangan?

Produknya sangat bervariasi

Bahan baku mudah didapat

Teknolohi pengolahan cukup

sederhana dan dapat dipelajari

Investasi alat dan mesin dapat

disesuaikan dengan dana yang

tersedia

Pilihan kemasan sangat beragam

dan mudah didapat

Pasar sangat terbuka lebar

Prakarya

123

mewah. Perlu diingat bahwa berwirausaha sesuai dengan karakter dan hobi

kita akan lebih menyenangkan, dibandingkan dengan berwirausaha yang

tidak kita sukai.

Kewirausahaan bidang pangan olahan dapat menjadi ide alternatif yang

sangat menjanjikan. Ada pesan moral dan motivasi yang sangat kuat dan

melekat dari seorang dosen kewirausahaan senior di Fakultas Teknologi

Pertanian IPB, Ir Soesarsono Wijandi, MSc (Alm) yaitu : “selama manusia masih

makan, maka bisnis makanan dan minuman tidak akan pernah mati.” Pilihan

wirausaha pada produk pangan khas daerah, adalah pilihan yang tepat, karena

banyak faktor kemudahan dan peluang yang didapat dari wirausaha bidang

ini. Banyak negara yang pariwisatanya sangat berkembang karena daya tarik

pangan khas daerahnya, kulinernya, dan daya tarik oleh-oleh produk pangan

olahannya.

Sebagai seorang wirausahawan pemula sangat dianjurkan untuk lebih kreatif

dan inovatif dengan wirausaha yang dijalankannya, artinya selalu melakukan

diversifikasi produk atau pengembangan produk agar memiliki varian lebih

dan mempunyai kelebihan dibanding pesaingnya. Inovasi juga dilakukan agar

konsumen tidak jenuh dengan produk yang sudah ada. Walaupun produk

khas daerah, inovasi tetap bisa dilakukan, baik inovasi dari sisi rasa, bentuk,

maupun kemasannya.

Indonesia adalah negara yang sangat majemuk, beragam daerah dengan

beragam budaya, juga beragam pangan khas daerahnya. Hampir di setiap

daerah mempunyai pangan khas, misalnya Medan dengan Bika Ambon

dan Sirup Markisa, Padang dengan

dadih

dan rendang, Sukabumi terkenal

dengan Mochi, Yogyakarta dengan bakpia, dan lainnya. Hal ini menjadi

khasanah kekayaan tersendiri, yang menjadikan peluang untuk dijadikan

ide dalam pemilihan bidang wirausaha yang akan diambil. Persaingan bisnis

pangan khas daerah juga tidak akan terlalu berat, karena tidak setiap orang

dan semua daerah dapat melakukan hal yang sama, dikarenakan produknya

yang spesifik.

C.

Produk Pangan Khas Daerah

Produk pangan khas daerah terdiri atas makanan dan minuman khas daerah.

Makanan dapat dibagi menjadi makanan kering dan makanan basah.

Produk makanan dapat juga dikelompokan menjadi makanan jadi dan

makanan setengah jadi. Makanan jadi adalah makanan yang dapat langsung

disajikan dan dimakan. Makanan setengah jadi membutuhkan proses untuk

mematangkannya sebelum siap untuk disajikan dan dimakan. Makanan

kering khas daerah yang dapat langsung dimakan contohnya keripik balado

dari daerah Sumatera Barat dan Kuku Macan dari Kalimantan Timur. Makanan

kering khas daerah yang tidak dapat langsung dimakan misalnya kerupuk

udang Sidoarjo dan dendeng sapi Aceh.

124

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

Makanan basah dapat berupa masakan dan kue. Setiap daerah pada

umumnya memiliki masakan dan kue khas. Kue khas Banjarmasin yang saat

ini paling dikenal adalah Kue Bingka. Sulawesi Selatan dikenal Sop Konro,

yaitu sup iga yang kaya rempah

dan Es Pisang Ijo, yaitu pisang kukus berbalut

adonan tepung beras, tepung sagu, dan terigu, disajikan dengan es dan sirup.

Maluku dikenal Papeda dengan Ikan Kuah Kuning sebagai masakan khasnya.

Di Papua ada aunuve habre yaitu ikan cakalang dikukus dalam balutan daun

talas.

Pangan khas daerah adalah makanan atau minuman yang diproduksi di suatu

daerah, yang merupakan identitas daerah tersebut, dan menjadi pembeda

dengan daerah lainnya. Berbagai pangan khas daerah di Indonesia menjadi

ciri khas daerah tersebut. Wirausaha di bidang pangan khas daerah sendiri,

dapat menjadi pilihan yang sangat tepat, karena kita lebih banyak mengenal

produk pangan khas daerah kita daripada daerah lainnya.

Produk Pangan

Makanan Kering

Makanan B

asah

Minuman

Makanan

Setengah

Jadi

Makanan

Jadi/Siap

Saji

Masakan

Kue

Sumber: Dokumen Kemdikbud

Gambar 4.5

Jenis-jenis Produk Pangan

Tugas 1. Membuat Daftar dan Deskripsi Pangan Khas Daerah

Di daerah tempat tinggalmu tentu ada pangan khas daerah. Carilah

informasi melalui pengamatan, wawancara, maupun dari literatur tentang

pangan khas daerahmu. Tuliskan menjadi sebuah daftar seperti contoh

tabel di bawah ini.

Pilih salah satu dari jenis pangan dari daftar tersebut yang paling disukai.

Tulis dan gambarkan informasi tentang pangan tersebut pada kertas A4

dengan 500-1000 karakter.

Prakarya

125

Pangan khas daerah juga dapat dibagi berdasarkan bahan utamanya. Bahan

utama pangan adalah bahan nabati dan hewani. Di Indonesia dengan

keragaman olahan pangan yang kaya, produk pangan berbahan nabati lebih

banyak daripada yang berbahan hewani.

1.

Produk Pangan Khas Daerah Hewani

Beberapa contoh produk pangan khas daerah hewani yang ada di

Indonesia misalnya telur asin, dadih, ikan asin, dan rendang. Keempat

produk ini sudah cukup dikenal di Indonesia, dan masih dapat terus

dikembangkan, baik mutu produknya maupun kemasannnya.

a.

Telur Asin

Telur asin adalah makanan yang berbahan baku telur (mayoritas telur

itik), yang dilakukan proses pengawetan dengan cara penggaraman

atau diasinkan. Penambahan garam bertujuan untuk mengawetkan

produk dan memberi cita rasa khas pada telurnya. Setelah dilakukan

penggaraman, telur tersebut menjadi awet sampai 30 hari pada suhu

ruang. Telur asin dikenal sebagai makanan khas daerah Brebes-Jawa

Tengah, meskipun banyak daerah lain yang juga sudah membuatnya.

Pangan Khas Daerah

Nama Daerah:

No.

Nama Pangan

Jenis

Kering ½ Jadi/ Kering

siap saji/ Masakan/Kue/

Minuman

Bahan

Hewani/Naba

ti

1

2

3

4

5

6

dst.

126

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

Telur asin yang ada saat ini dapat ditingkatkan salah satunya dengan

memastikan ketersediaan bahan baku telur bebek dengan ukuran

yang seragam dan mutu yang baik. Bahan baku yang baik harus

diolah dengan tepat agar memiliki tingkat keasinan yang konsisten

dan disesuaikan dengan selera pasar. Pengemasan yang baik dan

menarik akan meningkatkan daya saing produk telur asin tersebut.

b.

Dadih

Dadih atau dadiah merupakan

hasil fermentasi secara

alamiah air susu kerbau dalam

tabung bambu yang sudah

lama  dihasilkan di Sumatera

Barat (Azima 

et. al.

, 1999) dan

Jambi (Sunarlim, 2009). Dadih

merupakan produk fermentasi

yang sangat kaya akan nilai

gizi. Tantangan dan peluang

peningkatan mutu produk

dadih, diantaranya dengan

inovasi rasa agar lebih disukai

oleh banyak kalangan, proses

produksi agar lebih higienis dan

efisien, serta pengawetan dan

pengemasan yang lebih baik.

Sumber: Dokumen Kemdikbud

Gambar 4.6

Telur Asin dengan Bahan Baku Telur Bebek

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Yoghurt

Gambar 4.7

Dadih dalam Tabung Bambu

Prakarya

127

c.

Ikan Asin

Ikan asin adalah ikan laut yang diawetkan dengan penambahan

garam dan penjemuran untuk mengurangi kadar airnya. Ikan asin

merupakan makanan khas terutama di daerah pantai, yang dekat

dengan sumber bahan bakunya. Ikan asin dapat ditemukan hampir

di setiap daerah di Indonesia. Saat sangat disayangkan masih banyak

ikan asin yang diolah dengan menggunakan Bahan Tambahan

Pangan (BTP) yang tidak diijinkan dan jumlah yang berlebih. Peluang

wirausaha ikan asin adalah memproduksi ikan asin yang lebih

higienis dan sehat serta juga membuat ikan asin yang

Ready To Eat

(RTE) agar konsumen langsung dapat mengkonsumsinya tanpa

harus mengolahnya. Saat ini banyak konsumen lebih menyukai yang

praktis dan terdapat pula konsumen yang tidak menyukai bau yang

ditimbulkan saat memasak ikan asin di rumah.

d.

Rendang

Rendang adalah makanan berbahan dasar daging sapi, mempunyai

cita rasa pedas, yang dalam pembuatannya diperkaya dengan

campuran dari berbagai bumbu dan rempah-rempah, terutama cabe

merah dan kelapa. Rendang semula adalah makanan khas Padang-

Sumatera Barat, tetapi saat ini sangat mudah ditemui di berbagai

kota di Indonesia bahkan dunia, karena cita rasanya yang relatif

disukai oleh berbagai kalangan konsumen. Peluang pengembangan

rendang adalah penyediaan rendang dengan berbagai level tingkat

kepedasan, peningkatan mutu yang lebih baik dan seragam, serta

peningkatan keawetan dengan bantuan pengemasan yang lebih

baik.

Sumber: Dokumen Kemdikbud

Gambar 4.8

Ikan Asin

128

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

2.

Produk Pangan Khas Daerah Nabati

Produk pangan nabati khas daerah jumlahnya sangat banyak di Indonesia,

hampir di setiap daerah mempunyai lebih banyak produk pangan khas

daerah yang berbahan baku nabati. Beberapa contoh produk pangan

khas daerah nabati yang ada di Indonesia misalnya asinan,

fruit leather

(kulit buah), keripik buah, dan mochi. Keempat produk ini juga sudah

cukup dikenal di Indonesia, tetapi inovasi terhadap produk ini masih

dapat terus dilakukan, baik inovasi produknya maupun kemasannnya.

a.

Asinan

Asinan merupakan jenis makanan

yang terbuat dari buah-buahan

atau sayuran segar, yang diberi

kuah dengan paduan berbagai

jenis bumbu, terutama cabe,

gula, dan pengasam (asam jawa

atau cuka makan). Asinan dikenal

sebagai oleh-oleh khas dari kota

Bogor-Jawa Barat, walaupun sudah

banyak ditemukan juga di daerah

lainnya. Tantangan dan peluangnya

adalah peningkatan mutu asinan,

tingkat keawetan, dan pengemasan

yang lebih baik agar konsumen

lebih nyaman dalam membawanya

dan mengonsumsinya.

Sumber: www.idebisnis.biz/

Gambar 4.9

Rendang dalam Kemasan Vacum

Sumber: Dokumen Kemdikbud

Gambar 4.10

Asinan dalam Kemasan Gelas

Prakarya

129

b.

Fruit Leather

Fruit leather

adalah jenis makanan dari buah-buahan, yang sudah

diproses dengan cara penghancuran buah, pencetakan, yang

kemudian dikeringkan.

Fruit leather

mulai dikembangkan di beberapa

daerah di Indonesia yang mempunyai Sumber Daya Alam (SDA)

buah-buahan yang melimpah, seperti di Jawa Barat dan Jawa Timur.

Tantangan dan peluang untuk

wirausaha

fruit leather

ini masih

sangat terbuka, karena pesaingnya

masih sedikit, bahan baku

melimpah, dan pasar cukup besar.

Inovasi produk dan kemasan

masih sangat terbuka lebar untuk

dikembangkan.

c.

Keripik Buah

Keripik buah adalah keripik yang terbuat dari berbagai jenis buah-

buahan yang diproduksi dengan menggunakan teknologi

vacuum

frying

. Teknologi ini digunakan karena buah mengandung kadar

air yang tinggi. Keripik buah banyak dikembangkan di berbagai

daerah, terutama di Malang-Jawa Timur. Tantangan dan peluangnya

sangat menarik, karena produk ini relatif sangat disukai oleh banyak

kalangan. Peningkatan mutu produk, inovasi produk dan kemasan

perlu dilakukan untuk dapat memasuki bisnis ini.

Sumber: Dokumen Kemdikbud

Gambar 4.11

Fruit Leather

Sumber: berita.grosirkeripik.com/resep-keripik-apel-crispy/, http://

keripiknangka-top.blogspot.com/

Gambar 4.12

Keripik Apel dan Keripik Nangka

130

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

d.

Mochi

Mochi adalah makanan yang terbuat dari ketan yang ditumbuk

sehingga lembut dan lengket, kemudian dibentuk sesuai selera.

Makanan ini di Indonesia banyak ditemukan di Sukabumi-Jawa Barat,

dengan bentuk dan kemasan yang saat ini sudah cukup membaik.

Tantangan wirausaha mochi adalah stabilitas mutu terutama

keawetan. Peluang wirausaha mochi adalah pengembangan variasi

bentuk, rasa dan isi, serta kemasannya.

Sumber: http://mochikarisma.blogspot.com/2012/01/mochi-kaswari-karisma.html

Gambar 4.13

Mochi Khas Sukabumi

Tugas 2. Tantangan Pangan Khas Daerah

Carilah informasi melalui pengamatan, wawancara, maupun dari literatur

tentang pangan khas daerahmu atau daerah lain di nusantara.

Diskusikan dengan teman tentang asal daerah, jenis pangan, tantangan

yang ada saat ini.

Tuliskan data dalam bentuk tabel seperti contoh di bawah ini.

Buat presentasi yang informatif dan menarik dengan memanfaatkan

paparan tulisan dan gambar.

Prakarya

131

D

.

Bahan untuk Pengembangan Pangan Khas Daerah

Bahan yang digunakan dalam pengolahan pangan meliputi bahan baku atau

bahan utama, bumbu, dan bahan tambahan pangan (BTP) yaitu bahan yang

berfungsi untuk memperbaiki mutu produk yang diolah. Bahan baku dan

bumbu sebaiknya dipilih yang mudah didapat dan tersedia dalam jumlah

yang cukup di daerah sekitar.

1.

Bahan Baku U

tama

Bahan baku adalah bahan utama yang paling banyak penggunaannya

pada sebuah produk pangan, misalnya untuk ikan asin bahan bakunya

adalah ikan, untuk rendang bahan bakunya adalah daging sapi, untuk

mochi bahan bakunya adalah tepung ketan putih, dan lainnya. Bahan

baku dapat berupa bahan nabati dan hewani.

2.

Bahan Tambahan Pangan (BTP)

Bahan Tambahan Pangan adalah bahan/campuran bahan yang

secara alami bukan merupakan bagian dari  bahan baku

pangan,

tetapi ditambahkan ke dalam pangan untuk memperbaiki sifat atau

bentuk produk pangan. Bahan Tambahan Pangan ditambahkan sesuai

kepentingan dan tujuannya. Tidak setiap produk pangan diharuskan

menggunakannya, melainkan dapat ditambahkan dengan tujuan untuk

memperbaiki mutu produk pangan diantaranya sebagai berikut,

Tantangan Pangan Khas Daerah

No.

Nama

Pangan-

Daerah

Jenis

Kering ½ Jadi/

Kering siap saji/

Masakan/Kue/

/Minuman

Tantangan

1

Dadiah

Minangkabau

Minuman

-

Kurang awet

-

Kurang variasi rasa

-

Kemasan kurang menarik

2

Lontong sayur

Masakan (berkuah)

-

Tidak awet

3

4

5

dst.

132

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

Pemanis (

Sweetener

)

Pembentuk gel (

Gelling

agent

)

Pengatur keasaman (

Acidity

regulator

)

Pengawet (

Preservative

)

Pengembang (

Raising

agent

)

Pengemulsi (

Emulsifier

)

Penguat rasa (

Flavour

enhancer

)

Perisa (

Flavouring

)

Pewarna (

Colour

)

Bahan Tambahan Pangan yang banyak digunakan antara lain pemanis,

pengawet, pewarna dan penguat rasa (flavour). Setiap BTP mempunyai

fungsi dan tujuan tertentu dalam penggunaannya. Tiga hal yang harus

diingat dalam penggunaan BTP adalah : (i) Gunakan BTP yang diijinkan,

(ii) Gunakan dalam jumlah yang dibolehkan dan (iii) Gunakan jenis BTPP

yang sesuai dengan karakter produknya.

Latihan 2

Bahan tambahan pangan atau BTP salah satu fungsinya adalah untuk

membuat produk menjadi lebih awet dan meningkatkan kualitas produk.

Carilah informasi dari buku literatur, internet, dan wawancara tentang

cara

pengawetan atau pengolahan yang ada di daerah sekitarmu atau di

nusantara yang menggunakan bahan alami.

Tuliskan hasil penelitianmu

dan buat laporan yang informatif dan menarik.

Tugas 3. Bahan Baku dan Bumbu Khas Daerah

Di daerah tempat tinggalmu tentu ada bahan baku atau bahan bumbu

khas daerah. Bahan tersebut dapat bahan hewani atau nabati. Carilah

informasi melalui pengamatan, wawancara, maupun dari literatur tentang

bahan baku tersebut.

Tuliskan bahan-bahan menjadi sebuah daftar seperti contoh tabel di

bawah ini.

Prakarya

133

E.

Modifikasi Pangan Khas Daerah

Pangan khas daerah berasal dari beragam bahan yang bervariasi dan dapat

berbeda di setiap daerah. Keragaman bahan tersebut membuka peluang

mengembangkan produk pangan khas daerah yang lebih bervariasi lagi.

Pengembangan produk pangan dapat dilakukan dengan melakukan

modifikasi. Modifikasi dilakukan untuk beberapa

tujuan

, diantaranya

memberikan

variasi rasa dan bentuk, memperpanjang usia produk

agar lebih awet, dan meningkatkan tingkat higine produk

. Modifikasi

dapat

dilakukan terhadap bahan baku, proses dan tampilan produk

akhir

. Modifikasi bahan dapat dilakukan untuk menghasilkan cita rasa dan

aroma yang baru atau untuk pemanfaatan bahan baku yang ada di daerah

sekitar. Modifikasi proses dapat dilakukan untuk menghasilkan tekstur

pangan yang berbeda dan untuk meningkatkan keawetan serta higine dari

produk. Modifikasi tampilan dapat dilakukan dengan pembentukan pangan,

penambahan hiasan, dan pengemasan.

Bahan

-

bahan Khas Daerah

Nama Daerah:

No.

Nama Bahan

(Daging/telur/susu/ikan/

buah/kacang dll)

Peluang Produk Pangan

1

Telur bebek (contoh)

Telu

r Asin (contoh)

2

Jeruk Kalamansi

Sirup dan selai

3

4

5

6

dst.

Silahkan memodi

fi

kasi tabel ini sesuai dengan kebutuhan dan keinginanmu,

sehingga menjadi lebih baik dan mudah dimenger

ti

134

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

Sumber: Dokumen Kemdikbud

Gambar 4.14

Modifikasi pada Beberapa Tahapan Proses

Kerja dalam Wirausaha Pengolahan Pangan Khas Daerah

Riset Pasar

Pengembangan Produk

Hasil Riset

Hasil

Rancangan

Proses PRODUKSI

Bahan

Peralatan & Cara Kerja

PRODUK

Distribusi & Pemasaran

PASAR

Evaluasi

Butuh awet

Harus higienis

Ingin variasi rasa

dll

Modi

fi

kasi

Modi

fi

kasi

Modi

fi

kasi

Latihan 3

Modifikasi dilakukan untuk tujuan tertentu. Cara modifikasi tergantung dari

tujuannya.

Diskusikan

modifikasi yang perlu dilakukan untuk produk pangan

khas daerah

yang ada di sekitarmu atau di wilayah lain di nusantara.

Tuliskan tujuan dan cara modifikasinya pada sebuah tabel seperti contoh

di bawah ini.

Buatlah presentasi tentang

modifikasi dari salah satu produk pangan

khas daerah

dengan paparan yang detail, informatif, dan menarik.

Presentasi dapat dilengkapi dengan gambar.

Presentasikan di depan kelas

Prakarya

135

F.

Langkah-langkah Pengolahan Pangan Khas

Daer

ah (Asinan Bogor)

Cara pengolahan pangan khas daerah pada umumnya cukup sederhana

dengan menggunakan metode dan alat yang sederhana pula. Modifikasi

proses dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk. Salah satu contoh

modifikasi proses produksi dimanfaatkan untuk membuat asinan menjadi

lebih awet. Asinan yang merupakan makanan khas Bogor, pada umumnya

hanya dapat bertahan satu hari pada suhu kamar. Alat dan mesin yang

digunakan pun cukup sederhana, mudah didapat, dan harga yang dapat

disesuaikan dengan kapasitas produksinya. Prinsip yang digunakan pada

proses pengolahan asinan Bogor ini dapat digunakan untuk memodifikasi

makanan khas daerah yang berbahan buah dan sayur.

Asinan di kota Bogor biasa dijual/disajikan dalam kemasan kantong plastik

sederhana, dimana pencampuran bahan utama, yaitu buah atau sayur, dengan

kuahnya dilakukan sesaat sebelum dibeli oleh konsumen. Asinan segar ini

walaupun memiliki pH yang cukup rendah, cepat mengalami kerusakan,

Tantangan Pangan Khas Daerah

No.

Nama Pangan

-

Daerah

Jenis

Kering ½ Jadi/

Kering siap saji/

Masakan/Kue/

/Minuman

Peluang Modi

fi

kasi

1

Dadiah

Minangkabau

Minuman

-

Modi

fi

kasi pada proses agar

lebih higienis dan awet

- Modi

fi

kasi pada varian rasa

-

Modi

fi

kasi pada kemasan

2

3

4

5

dst.

Silahkan memodi

fi

kasi tabel ini sesuai dengan kebutuhan dan keinginanmu,

sehingga menjadi lebih baik dan mudah dimenger

ti

136

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

karena tidak ada proses pemanasan setelah pengemasan. Penyebab utama

kerusakan produk asinan adalah aktivitas bakteri yang dapat menyebabkan

kebusukan. Proses pembusukan ini dapat dihambat dengan menerapkan

teknologi proses panas pada pengolahan asinan. Teknologi ini akan membuat

produk asinan menjadi lebih awet sehingga dapat didistribusikan lebih luas.

Proses panas yang diterapkan untuk produk asinan adalah proses pasteurisasi

karena pH-nya cukup rendah sehingga target utamanya adalah membunuh

mikroba pembusuk.

Bahan yang digunakan dalam membuat asinan adalah buah-buahan (nenas,

bangkuang, kedondong, pepaya dsb), dan kuah asinan. Alat-alat yang

digunakan adalah kemasan cup, pisau, talenan, baskom , panci stainless steel

(pengganti tangki pencampuran dan tangki pasteurisasi), kompor,

filling

sealing machine

(boleh menggunakan yang manual, seperti pada Gambar

4.15), literan, timbangan, pH meter, refraktometer, dan lain-lain.

Sumber: Dokumen Kemdikbud

Gambar 4.15

Manual Cup Sealer

Prakarya

137

Pada dasarnya pembuatan asinan segar dengan asinan yang dipasteurisasi

dalam kemasan hampir sama yaitu melalui proses persiapan buah (pencucian,

pengupasan, pemotongan, perendaman larutan kapur, perendaman larutan

cuka), dan persiapan kuah asinan.

Buah yang akan digunakan untuk pembuatan asinan adalah buah mengkal

(setengah matang) yang memiliki tekstur masih keras sehingga teksturnya

masih tegar setelah melalui proses pasteurisasi. Buah-buahan ini harus melalui

proses pendahuluan sebelum dimasukkan ke dalam kemasan. Pencucian

buah dilakukan untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada buah.

Pengupasan bertujuan untuk menghilangkan kulit dan bagian yang tidak

dapat dimakan lainnya. Buah yang telah bersih dipotong-potong dengan

bentuk dan ukuran tertentu sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Untuk membuat tekstur potongan buah menjadi lebih tegar dilakukan

perendaman dalam air kapur. Selanjutnya potongan buah tersebut direndam

dalam larutan cuka 1% untuk mengkondisikannya pada pH asam. Potongan

buah ini siap dimasukkan ke dalam kemasan.

Potongan buah dan kuah asinan diisikan ke dalam kemasan dengan

perbandingan tertentu. Pada proses pengisian ini harus memperhatikan

keseragaman jumlah buah sebagai bahan padat. Keseragaman ini sangat

penting untuk pencapaian proses panas yang optimal bagi keseluruhan

produk. Jika pada pengisian ini tidak seragam maka panas yang diterima

produk dalam tiap kemasan akan berbeda. Pada proses pengisian, kuah

bumbu harus dalam keadaan panas untuk menciptakan kondisi

hot filling

.

Kemasan yang telah terisi harus segera ditutup untuk menghindari

kontaminasi. Setelah itu dilakukan pasteurisasi pada suhu 65

o

C selama 55

menit. Untuk menghindari

over cooking

dan memberikan

shock thermal

pada

bakteri termofilik, produk yang telah dipasteurisasi didinginkan dengan air

mengalir sampai mencapai suhu 40

o

C.

Cuci

Sumber: Dokumen Kemdikbud

Gambar 4.16

Proses Produksi Asinan

Cuci

Kupas

P

otong

Rendam

Persiapan Buah

Persiapan Kuah Asinan

Buah

+

Kuah

Pengemasan

138

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

1.

Proses Pengolahan Asinan

Pengolahan asinan meliputi persiapan buah dan persiapan kuah

asinan. Setiap jenis buah memerlukan perlakuan yang berbeda, untuk

mendapatkan kualitas terbaik.

a.

Persiapan Bengkuang

Buah-buahan yang akan digunakan disortir, dipilih buah yang

utuh dan tidak busuk.

Dilakukan pencucian dengan air bersih hingga bersih.

Pengupasan dan pemotongan buah. Ukuran potongan buah

sesuaikan dengan kebutuhan.

Potongan buah direndam dalam larutan kapur 4% selama 2 jam.

Potongan buah ditiriskan kemudian direndam dalam larutan

cuka 1% (dalam air matang) selama 1 jam.

Potongan buah ditiriskan dan dibilas air matang.

b.

Persiapan Kedondong

Buah-buahan yang akan digunakan disortir, dipilih buah yang

utuh dan tidak busuk.

Dilakukan pencucian dengan air bersih hingga bersih.

Pengupasan dan pemotongan buah. Buah dipotong memanjang

dengan ketebalan sesuai dengan kebutuhan.

Potongan buah diblansir dalam air bersuhu 90

o

C selama 1 menit.

Potongan buah ditiriskan kemudian direndam dalam larutan

garam 2% selama 24 jam.

Potongan buah ditiriskan dan dibilas air matang.

c.

Persiapan Nenas

Buah-buahan yang akan digunakan disortir, dipilih buah yang

utuh dan tidak busuk.

Dilakukan pencucian dengan air bersih

Pengupasan dan penghilangan mata dilanjutkan dengan

pemotongan buah. Buah dipotong melintang dengan ketebalan

1 cm, bagian hati dibuang, potongan buah dipotong lagi dengan

ukuran sesuai dengan kebutuhan.

Potongan buah direndam dalam larutan kapur 0.2% selama 2

jam.

Potongan buah ditiriskan dan dibilas air matang.

Prakarya

139

d.

Persiapan Pepaya

Buah pepaya akan digunakan disortir, dipilih buah yang utuh

dan masih mengkal.

Dilakukan pencucian dengan air bersih.

Pengupasan dan pemotongan buah. Buah dipotong melintang

dengan ukuran sesuai dengan kebutuhan.

Potongan buah direndam dalam larutan kapur 0.2% selama 2

jam.

Potongan buah ditiriskan dan dibilas air matang.

e.

Pembuatan Kuah Asinan

Campuran bahan untuk kuah asinan (gula, cuka, cabe, garam)

direbus sampai mendidih selama 10 menit.

Kuah asinan disaring dengan kain saring.

Sumber: Dokumen Kemdikbud

Gambar 4.17

Pembuatan Kuah Asinan

140

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

f.

Pengisian dan Penutupan

Pikel buah dengan perbandingan tertentu dimasukkan dalam

kemasan cup (bengkuang 35%, pepaya 35%, kedondong 15%,

dan nenas 15%) hingga total campuran buah mencapai 105 –

110 g).

Kuah dimasukkan ke dalam

cup

hingga berat totalnya mencapai

125 – 130 g (sesuai dengan kapasitas kemasan).

g.

Pasteurisasi dan Pendinginan

Produk dipasteurisasi pada suhu 65

o

C selama 55 menit.

Didinginkan dengan air mengalir sampai suhu mencapai 40

o

C.

Sumber: Dokumen Kemdikbud

Gambar 4.18

Pengisian dan Penutupan

Sumber: Dokumen Kemdikbud

Gambar 4.19

Proses Pasteurisasi

Prakarya

141

h.

Pengemasan dan Pelabelan

Setelah dilakukan proses pendinginan, dan diangin-anginkan

(agar airnya kering), dilakukan pemberian label.

Kemudian dikemas ke dalam karton.

Setelah itu sebelum dipasarkan, dilakukan inkubasi 2-3 hari,

untuk melihat kestabilan mutu produk tersebut.

Pada karton ditulis saran cara penanganan produk tersebut, yaitu

harus disimpan di suhu sejuk, tidak boleh terkena sinar matahari

langsung, tidak boleh langsung berhubungan dengan lantai/

dinding, dan batas maksimum penumpukan karton adalah 10

karton.

Sumber: Dokumen Kemendikbud

Gambar 4.20

Kemasan dan Label Asinan

142

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

G.

Pengemasan dan Pemasaran

1.

Pengemasan

Pada produk pangan proses pengemasan berkaitan erat dengan proses

pengolahan produk. Pengemasan berperan penting dalam menentukan

keawetan produk pangan yang dikemasnya. Kemasan pangan mempunyai

tujuan melindungi produk dari pengaruh lingkungan seperti uap air, dan

mikroorganisme. Kemasan juga berfungsi melindungi produk pangan

dari benturan yang dapat menyebabkan kerusakan pada bentuk dan isi

kemasan. Kemasan yang bersentuhan langsung dengan produk pangan

disebut kemasan primer.

Kemasan juga berfungsi untuk penanganan (memudahkan penanganan

produk), distribusi, memberikan informasi, dan menjadi daya tarik bagi

pembeli. Pada kemasan harus dicantumkan keterangan dan informasi

teknis tentang produk pangan yang ada di dalamnya, seperti berat bersih,

kandungan bahan, dan keterangan kadaluarsa. Keterangan ini biasanya

dicantumkan di kemasan sekunder. Kemasan sekunder adalah kemasan

yang tidak bersentuhan langsung dengan produk pangan, melainkan

digunakan pada bagian luar kemasan primer. Kemasan yang digunakan

untuk distribusi jarak jauh adalah kemasan tersier, yang dapat memuat

beberapa kemasan sekunder.

Tugas 4. Modifikasi Produk Pangan Khas Daerah

Mengacu pada Tugas 3. Bahan Baku dan Bumbu Khas Daerah

Buatlah kelompok yang terdiri dari 5-9 orang anggota

Pilih salah satu jenis pangan khas daerah. Pilihan pangan dapat disamakan

dengan pilihan pada

Latihan 3.

Buat rancangan modifikasi yang akan dilakukan

Buat daftar bahan baku, bumbu, BTP, dan kemasan primer

Buat tahapan pengolahan dan pengemasannya

Tuliskan dalam sebuah laporan tentang

Perencanaan Modifikasi Produk

Pangan Khas Daerah

Prakarya

143

Kemasan untuk produk pangan mempunyai beberapa persyaratan,

diantaranya yaitu :

a.

Kemasan harus dapat melindung

i isi dari pengaruh lingkungan dan

saat distribusi. Misalnya kripik akan lembek jika kemasannya tidak

dapat menahan H

2

O yang masuk melalui pori-pori.

b.

Kemasan harus menjadi media penandaan ter

hadap barang yang

dikemas, sehinga pelabelan harus tercetak dengan jelas dan komplit.

c.

Kemasan harus mudah dibuka dan mudah ditutup kembali ser

ta

berdesain atraktif.

d.

Kemasan harus dapat mempr

omosikan diri sendiri bila dipajang di

etalase toko atau swalayan.

e.

Bahan kemasan akan lebih baik jik

a ramah lingkungan dan dapat di

daur ulang.

Salah satu bagian penting dari kemasan adalah label dan pelabelan,

yang mempunyai tiga fungsi pengemasan yaitu fungsi identifikasi,

fungsi membantu penjualan produk, dan fungsi pemenuhan peraturan

perundang-undangan. Fungsi label sebagai f

ungsi identifikasi

,

mengandung pengertian bahwa kemasan harus berbicara kepada

konsumen; memberikan informasi tentang bahan yang dikemas, cara

menggunakan produk (

how to use

), cara menangani produk, tanggal

kadaluarsa, komposisi produk, volume/bobot, siapa produsennya,

lokasi produksi,

customer service

, cara penanganan kemasan bekas, dan

identifikasi persyaratan lingkungan.

Fungsi label sebagai fungsi

membantu penjualan produk

, maka

kemasan harus menjadi promosi bagi dirinya dan meliputi warna, foto/

gambar. Label sebagai fungsi

pemenuhan peraturan perundang-

undangan

, memiliki konsekuensi bahwa hal yang tercantum dalam label

harus sesuai dengan kandungan bahan pangan tersebut; tidak boleh

mengecoh konsumen; label halal dapat dipertanggungjawabkan; tanggal

kadaluarsa harus benar; serta ada nomor registrasi dari Badan Pengawas

Produk Pangan

dalam

Kemasan Primer

Kemasan Sekunder

Kemasan Tersier

Sumber: Dokumen Kemdikbud

Gambar 4.21

Kemasan Primer, Sekunder dan Tersier

144

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

Obat dan Makanan (BPOM). Undang-Undang pangan No.18 Tahun 2012

Pasal 96 bab VIII menyebutkan bahwa, “Setiap orang yang memproduksi

atau memasukkan ke dalam wiayah Indonesia, pangan yang dikemas untuk

diperdagangkan wajib mencantumkan label pada kemasannya.

Label sebagaimana yang dimaksud pada UU tersebut adalah memuat

sekurang-kurangnya mengenai : (i) nama produk; (ii) daftar bahan yang

digunakan; (iii) berat bersih atau isi bersih; (iv) nama dan alamat pihak yang

memproduksi atau mengimpor; (v) halal bagi yang dipersyaratkan; (vi)

tanggal dan kode produksi; (vii) tanggal, bulan, dan tahun kedaluwarsa;

(viii) nomor izin edar bagi Pangan Olahan; dan (ix) asal usul bahan Pangan

tertentu.

2.

Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk

mencapai tujuan usaha dalam rangka mendapatkan laba yang

direncanakan. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam

menjalankan kegiatan pemasaran suatu produk antara lain jenis produk,

persaingan produk, kebutuhan pasar, tujuan pemasaran, dan hal lain

yang berhubungan dengan produk itu sendiri seperti: harga jual, kualitas,

dan kemasannya.

Tugas 5. Jenis Kemasan

Kemasan ada beragam jenis, material, dan bentuknya. Carilah informasi

dari berbagai sumber tentang jenis-jenis kemasan.

Buatlah daftar jenis kemasan yang diketahui, beserta contohnya

Sebutkan kelebihan dan kekurangan dari jenis-jenis kemasan tersebut

Jenis

-

jenis Kemasan

No.

Jenis Kemasan

Material

Kelebihan

Kekurangan

1

2

3

4

5

6

dst.

Prakarya

145

Perlu dilakukan strategi yang tepat untuk menunjang keberhasilan

pemasaran produk. Salah satu startegi pemasaran yang dapat digunakan

adalah 4P, yaitu

Product

(Produk),

Price

(Harga),

Place

(Tempat), dan

Promotion

(Promosi).

a.

Product

(Produk)

Beberapa hal yang penting diperhatikan mengenai produk adalah :

Kualitas yang mampu menjawab dan memuaskan keinginan

konsumen,

Kuantitas yang sanggup memenuhi kebutuhan pasar,

Penciptaan produk baru yang inovatif sesuai keinginan

konsumen,

Penciptaan nilai tambah pada produk,

Penciptaan produk yang mempunyai daur hidup

(life cycle)

panjang (jangan cuma

booming

sesaat).

Pengembangan produk asinan yang telah diperkenalkan, adalah

untuk menjawab beberapa hal tersebut di atas. Perbaikan kualitas

produk yang mempunyai daya simpan lebih lama, serta kemasannya

yang lebih baik diharapkan dapat menjadikan produk yang lebih

cocok untuk oleh-oleh.

b.

Price

(Harga)

Pada penetapan harga produk, beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan adalah:

Mempertimbangkan harga pokok produksi

Menyesuaikan harga produk dengan pasar yang kita bidik

Melakukan perbandingan harga dengan produk sejenis yang

sudah ada di pasar.

Pada produk asinan yang dicontohkan pada bab ini, penetapan

harga dapat didasarkan pada harga pokok produksi dan harga

produk pesaing.

c.

Place

(Tempat)

Beberapa pertimbangan dalam penetapan tempat menjual produk,

bisa dilakukan sebagai berikut:

Lokasi penjualan sebaiknya yang mudah dijangkau konsumen

Lokasi penjualan yang memiliki fasilitas yang memuaskan

konsumen.

146

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

Lokasi yang mempunyai nilai tambah: ada arena bermain anak

dan keluarga, suasana belanja dan bertamasya, konsep “

one stop

shopping

Produk asinan yang dijadikan contoh pada bab ini dapat dijual di

pusat oleh-oleh, di tempat wisata atau di restoran di tempat wisata.

d.

Promotion

(Promosi)

Beberapa saluran promosi yang dapat digunakan dalam membantu

meningkatkan penjualan produk, dapat melalui media sosial, blog

dan/atau website. Juga dapat dilakukan dengan mengikuti bazar-

bazar yang banyak dilakukan oleh berbagai instansi/organisasi di

lingkungan sekitar.

Tugas 6. Pemasaran

Mengacu pada Tugas 3. Bahan Baku dan Bumbu Khas Daerah

Buatlah strategi pemasaran 4P terhadap produk pangan khas daerah yang

dipilih.

Diskusikan dalam kelompok

Buatlah presentasi yang informatif dan menarik tentang strategi pemasaran

yang akan dilakukan dengan 4P

Strategi Pemasaran 4 P

Nama Produk:

Strategi

Penjelasan str

ategi

Product

....................................

Price

....................................

Place

.....................................

Promo

ti

on

.....................................

Prakarya

147

H.

Perencanaan Wirausaha

Perencanaan wirausaha adalah langkah awal untuk memulai usaha. Bila

akan mengadakan kegiatan, biasanya dibuat satu proposal, sebagai

pengajuan rencana kegiatan. Begitu pula dalam bisnis, harus dibuat suatu

perencanana dan dituangkan dalam bentuk sebuah proposal. Proposal

usaha meliputi berbagai hal yang terkait dengan usaha atau bisnis tersebut,

diantaranya jenis produk yang dipilih, kapasitas produksi, alat dan mesin,

bahan bakunya, proses produksi dan pengemasan, hitungan harga pokok

produksi dan harga jual, perkiraan keuntungan dan berapa lama modal akan

kembali, serta perencanaan pemasaran.

Tahap awal berwirausaha diperlukan suatu Perencanaan Wirausaha atau

Business Plan

. Perencanaan Wirausaha berisi tahapan yang harus dilakukan

dalam menjalankan suatu usaha. Dalam mempersiapkan pendirian usaha,

seorang calon wirausaha akan lebih baik dengan pembuatan perencanaan

terlebih dahulu. Mengapa calon wirausaha harus membuat perencanaan

usaha? Oleh karena, perencanaan usaha merupakan alat yang paling ampuh

untuk menentukan prioritas,mengukur kemampuan, mengukur keberhasilan,

dan kegagalan usaha.

Perencanaan pendirian usaha akan memberikan uraian tentang langkah-

langkah apa saja yang harus diambil, agar sesuai sasaran, baik berupa target,

petunjuk pelaksanaan, jadwal waktu, stategi, taktik, program biaya, dan

kebijaksanaan. Perencanaan pendirian usaha yang dibuat secara tertulis

merupakan perangkat yang tepat untuk mengendalikan usaha agar fokus

pelaksanaan usahanya tidak menyimpang.

Beberapa hal yang harus dipersiapkan saat akan mendirikan usaha, yaitu

mencakup : (i) Nama perusahaan, (ii) Lokasi perusahaan, (iii) Jenis Usaha, (iv)

Perijinan usaha, (v) Sumber Daya Manusia (SDM), (vi) Aspek Produksi, dan (vii)

Aspek Pemasaran.

Pada kesempatan ini akan coba dibuat tahapan pengembangan wirausaha

yang dilakukan untuk membuat usaha asinan dalam kemasan cup mangkok.

148

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

1.

Pemilihan Jenis Usaha

Pada bagian ini harus diuraikan dengan

jelas alasan memilih usaha

yang ditetapkan. Di bawah ini akan diuraikan contoh mengapa memilih

asinan sebagai pilihan

2.

Nama Perusahaan

Kamu harus memberikan nama usaha yang akan dikembangkan. Jika

kamu ingin bentuk usaha berbadan hukum dapat dalam bentuk CV,

FIRMA, Koperasi atau PT. Mari kita ambil contoh dalam pengembangan

usaha Asinan Bogor, perusahaan ini diberi nama CV. Pangan Sukses

Makmur, dengan pendiri perusahaan terdiri atas tiga orang.

3.

Lokasi Perusahaan

Lokasi usaha ditentukan di daerah yang dekat dengan bahan baku,

tidak jauh dari lokasi rumah para pengelola, dan tidak terlalu jauh

juga dari jangkauan pasar yang akan dituju. Tahap awal dapat

menggunakan salah satu ruangan di rumah atau menyewa rumah sekitar

tempat tinggal.

Contoh

Asinan merupakan salah satu produk makanan khas Bogor yang

banyak digemari konsumen. Rasa asinan yang segar, memang relatif

sangat disukai, begitu pula dengan harganya yang relatif terjangkau.

Hal tersebut menjadi alasan mengapa produk ini sangat digemari

oleh banyak kalangan.

Bahan baku asinan sangat mudah didapat dan dapat pula disesuaikan

dengan ketersediaan buah dan sayur yang ada di setiap daerah.

Proses pengolahannya pun cukup sederhana, tidak memerlukan

banyak investasi peralatan, hal ini menjadi pilihan menarik untuk

memulai usaha ini.

Sejatinya, produk asinan ini bukan produk baru bagi masyarakat kita,

namun dengan menambahkan sedikit inovasi dalam hal rasa dan

kemasan, akan menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen memilih

produk ini. Saat ini kendala dari asinan tersebut adalah keawetan

dan kemasan yang kurang nyaman untuk dibawa dijadikan oleh-

oleh. Pemilihan bahan baku dan bahan kemasan yang baik, tentu

akan meningkatkan daya simpan (keawetan) dari produk ini serta

kemudahan membawa sehingga cocok untuk oleh-oleh.

Prakarya

149

4.

Perijinan Usaha

Ijin usaha yang disiapkan, antara lain NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)

dari kantor pajak, akte notaris dari kantor notaris, SIUP/TDP dari Dinas

Perindustrian Kota/Kabupaten dan Ijin PIRT dari Dinas Kesehatan Kota/

Kabupaten, serta pendaftaran merek pada Departemen Kehakiman.

5.

Sumber Day

a Manusia (SDM)

Dalam bagian ini harus dapat ditentukan jumlah SDM yang diperlukan.

Contoh keperluan SDM yang diperlukan untuk usaha Asinan Bogor,

a.

Tiga or

ang pendiri, yang mempunyai tugas masing-masing sebagai:

(i) Penanggung jawab produksi, (ii) Penanggungjawab pemasaran,

dan (iii) Penanggungjawab administrasi dan keuangan.

b.

Enam or

ang karyawan, yaitu 3 (tiga) orang untuk bagian produksi,

2 (dua) orang untuk bagian pemasaran dan 1 (satu) orang untuk

bagian administrasi.

6.

Aspek Produksi

Di bagian ini diuraikan semua aspek produksi secara detail meliputi

peralatan yang diperlukan, bahan baku, bahan kemasan, bahan tambahan

pangan dan teknologi proses pengolahannya. Di bawah akan dipaparkan

contoh aspek produksi usaha Asinan Bogor.

Pada Tabel 1 dapat dilihat peralatan yang diperlukan untuk memproduksi

asinan sebanyak 500 cup per hari.

Tabel 1.

Per

alatan yang dibutuhkan untuk produksi asinan 500 cup/hari

No

Jenis Alat

Spesifikasi

Jumlah

(Unit)

1

Cup sealer

manual

Manual, dengan diameter ukuran

seal

82

dan 92 mm

1

2

Pisau

Terbuat dari

stainless steel

5

3

Talenan

Terbuat dari teflon

5

4

Baskom plastik

Terbuat dari bahan

food grade

5

5

Panci

Stainless Steel

Terbuat dari SS 304

2

6

Kompor

Dilengkapi dengan regulator bertekanan

1

7

Literan

Ukuran 1000 mL

2

8

Timbangan

Digital

1

9

pH Meter

Hand pH meter

1

10

Refraktometer

Hand Refraktometer 0-28

0

Brix

1

11

Alat lainnya

Sendok, pinset dan alat bantu lainnya

1 pkt

150

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

Bahan baku, bahan tambahan pangan (BTP) dan kemasan yang

dibutuhkan dalam pembuatan Asinan Bogor dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Bahan Baku, BTP dan Kemasan Asinan Bogor

No

Bahan Baku

Spesifikasi

1

Bengkuang

Segar dan tidak busuk

2

Pepaya

Mengkal (matang 75%)

3

Kedongdong

Tua tidak busuk

4

Nenas

Mengkal dan masih keras

5

Bumbu-bumbu

Dibuat dari bahan yang baik dan tidak busuk

6

Kemasan mangkok

Gunakan yang tahan suhu di atas pemanasan 85

0

C.

7

Tutup mangkok

Gunakan yang tahan suhu di atas pemanasan 85

0

C.

8

Kardus

Double Corrugated Cartoon

9

Sendok

Plastik

food grade

10

Lakban

Plastik

Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk produksi asinan 500 cup per hari

dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam usaha

Jumlah Tenaga Kerja

Produksi

Pemasaran dan

Administrasi

Pria

Wanita

Pria

Wanita

1

2

2

1

Pada tahap ini kamu harus menjelaskan dengan lengkap

tahapan proses

pengolahan

untuk produk yang kamu pilih.

Pada produk asinan, pengolahan asinan adalah sebagai berikut :

Siapkan buah-buahan yang akan digunakan, seperti yang sudah

dijelaskan sebelumnya tentang pengolahan dan pengemasan asinan

Siapkan bumbu, cabe dihancurkan lalu disaring, gula dilarutkan juga

disaring, dimasukkan ke dalam panci

stainless steel

, dicampur dengan

garam dan cuka

Siapkan

cup sealer machine

, atur suhunya

Siapkan kemasan

cup

mangkok dan tutupnya

Prakarya

151

Lakukan pengisian, dengan aturan seperti pada sub bab E tentang

pengolahan dan pengemasan asinan

Pasteurisasi, suhu 75-80°C selama 30 menit

Pendinginan dengan air mengalir

Pengemasan

7.

Aspek Keuangan

Diasumsikan dalam satu kali proses produksi akan diproduksi 500

mangkok asinan, masing-masing berisi 240 gram asinan (buah dan kuah).

Perhitungan biaya produksi meliputi biaya investasi, biaya tetap, dan tidak

tetap (variabel) untuk asinan disajikan berikut ini. Hal ini untuk menjadi

bahan pembelajaran jika akan membuat perencanaan kewirausahaan

jenis produk lainnya.

a.

Investasi Alat dan Mesin

Investasi alat dan mesin, yaitu pembelian perlengkapan alat dan

mesin produksi yang dibutuhkan untuk proses produksi. Alat dan

mesin produksi yang dibeli harus sesuai dengan kapasitas produksi,

dan hal teknis lainnya, seperti ketersediaan daya listrik, dan lainnya.

Pada proses produksi asinan, alat dan mesin yang dibutuhkan pada

Tabel 4.

Tabel 4. Investasi alat dan mesin asinan

No

Jenis Alat

Jumlah

(Unit)

@(dalam

ribu Rp)

∑ (dalam ribu

Rp)

1

Cup sealer manual

1

1.200

1.200

2

Pisau

5

20

100

3

Talenan

5

15

75

4

Baskom plastik

5

25

125

5

Panci

Stainless Steel

2

300

600

6

Kompor

1

600

600

7

Literan

2

20

40

8

Timbangan

1

200

200

9

pH Meter

1

400

400

10

Refraktometer

1

1.500

1.500

11

Alat lainnya

1 pkt

200

200

Jumlah (Rp)

5.040

Biaya Penyusutan/bulan = total investasi/umur alat

= (5.040/60 bulan)

84

152

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

b.

Biaya Tidak tetap (Variabel)

Biaya tidak tetap adalah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan

jumlah produksi, jadi sifatnya tidak tetap, dapat berubah sesuai

jumlah produksinya. Biaya tidak tetap ini, biasanya meliputi biaya

bahan baku, bahan pembantu, dan bahan kemasan. Pada proses

produksi asinan, kebutuhan bahan baku pada Tabel 5.

Tabel 5. Biaya Tidak Tetap Asinan

No

Bahan baku

Jumlah

@ (ribu Rp)

Harga (ribu Rp)

1

Bengkuang

30 kg

8

240

2

Pepaya

30 kg

3

90

3

Kedongdong

18 kg

10

180

4

Nenas

18 kg

5

90

5

Bumbu-bumbu

70 liter

5

350

6

Kemasan mangkok

525

0,3

157,5

7

Tutup mangkok

525

0,05

26,25

8

Kardus

22

2

44

9

Sendok

525

0,08

42

10

Lakban

2

10

20

Jumlah per satu kali produksi (Rp)

1.221,75

Jumlah per bulan (Rp)

24.435

c.

Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan yang jumlahnya tetap

setiap bulannya, berapa pun jumlah produksinya. Biaya tetap meliputi

biaya tenaga kerja, listrik/air, gas, penyusutan alat, dan lainnya. Pada

produk asinan biaya tetap yang dibutuhkan tersaji pada Tabel 6.

Tabel 6. Biaya Tetap Asinan

Items

Jumlah (dalam ribu Rp)

Tenaga kerja tetap (6 orang x Rp 750.000)

4.500

Listrik/air

1.500

Gas

1.200

Penyusutan alat

84

Biaya lainnya

100

Total biaya per bulan

7.384

Total biaya per hari

369,2

Prakarya

153

d.

Total Biaya

Total biaya adalah jumlah keseluruhan biaya tidak tetap dan biaya

tetap. Pada proses produksi asinan, total biaya yang dibutuhkan

adalah

Total biaya

=

Biay

a variabel + Biaya tetap

=

Rp 1.221.750 + R

p 369.200

=

Rp 1.569.950

e.

Harga Pokok Produksi (HPP)

Harga Pokok Produksi (HPP) adalah harga pokok dari suatu

produk, dimana jika dijual dengan harga tersebut, maka produsen

tidak untung dan juga tidak rugi. HPP ditentukan untuk dapat

menentukan harga jual, dimana harga jual adalah HPP ditambah

margin keuntungan yang akan diambil.

Untuk produk asinan ini HPP nya adalah :

Total Biaya / Jumlah produksi

Rp 1. 569.950,- / 500 = Rp. 3140,-

f.

Harga Jual

Harga jual adalah harga yang harus dibayarkan pembeli untuk

mendapatkan produk tersebut. Harga jual dapat ditentukan dengan

mempertimbangkan HPP dan juga produk pesaing. Harga jual ini

meliputi harga dari pabrik dan harga konsumen. Harga dari pabrik

tentu lebih murah, karena saluran distribusi (agen, toko,

counter

, dll)

tentu juga harus mendapatkan keuntungan.

Pada produk asinan dalam kemasan mangkok ini, melihat HPP nya

yaitu Rp 3.140,- dan produk pesaing dengan volume yang relatif sama

dijual berkisar Rp 6.000,- sampai Rp 8.000,-, maka ditetapkan harga

jual dari pabrik adalah Rp 5.000,- (pada Tabel 7), dengan harapan di

tingkat konsumen harganya adalah Rp 6.000,- sampai Rp 7.000,-

Tabel 7. Harga jual asinan

No

Satuan

Harga satuan

(dalam ribu Rp)

1

Mangkok 240 gram

5

2

Karton isi 12 mangkok

60

154

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

g.

Penerimaan Kotor

Penerimaan kotor adalah jumlah penerimaan uang yang didapatkan

oleh perusahaan, sebelum dipotong total biaya. Pada produksi

asinan ini, jumlah penerimaan kotor pada Tabel 8.

Tabel 8. Penerimaan kotor asinan

Jenis Kemasan

Jumlah

(cup)

Satuan

(Rp)

Total (Rp)

Mangkok 240 g

500

5.000

2.500.000

Total (Rp)

2.500.000

h.

Pendapa

tan Bersih (Laba)

Pendapatan bersih adalah jumlah penerimaan uang yang didapatkan

oleh perusahaan, setelah dipotong total biaya.

Pada produksi asinan ini, jumlah penerimaan bersih adalah :

Pendapatan Bersih

=

Pener

imaan kotor–Total biaya

=

Rp 2.500.000 – R

p 1.569.950

=

Rp 930.050

Jadi

perkiraan pendapatan untuk satu kali produksi, yaitu sebanyak

500 mangkok asinan, akan mendapatkan laba/keuntungan sebesar

Rp 930.050,- (sembilan ratus ribu lima puluh rupiah).

8.

Aspek Pemasaran

Ada banyak cara untuk memasarkan produk asinan ini, tentu disesuaikan

dengan kapasitas produksi yang sudah dibuat.

a.

Tahap per

tama dimulai dengan yang kecil, kenalkan asinan kepada

teman teman dekat, teman sekolah, tetangga di sekitar komplek,

atau teman bermain. Berilah sedikit tes produk agar mereka bisa

mencicipi asinan buah buatan kamu supaya mereka tertarik membeli.

b.

Bila asinan

mulai dapat diterima dan banyak penggemar, mulailah

merambah pasar baru dengan menitipkannya di warung, di toko,

atau di kantin sekolah

c.

Manfaa

tkanlah teknologi internet dan

social network

seperti Facebook

dan

twitter

sebagai sarana penjualan yang lain, perbanyaklah teman

dan

follower

, untuk memperluas pemasaran. Dapat juga dengan

membuat blog gratis atau website yang berbayar dengan harga

yang relatif terjangkau.

Prakarya

155

d.

Gunakan penjualan yang kreatif yang hanya sedikit orang

menjalanin

ya. Sebagai contoh dapat memanfaatkan munculnya

fenomena “pasar kaget” di hampir setiap kota di Indonesia, juga saat

ada momen “

Car free day

”, atau pada kesempatan lainnya

Pengolahan asinan hanya satu contoh usaha yang dapat dikembangkan

dengan mudah dan murah. Usaha ini dapat dimulai saat kita masih duduk

di bangku sekolah, tentu dengan mengatur jadwal sebaik mungkin,

sehingga kegiatan sekolah tidak terganggu. Teman dan guru kita di

sekolah, dapat menjadi pasar kita yang utama, yang jika berkembang

dapat dilanjutkan ke sekolah lainnya yang ada dalam satu wilayah tempat

kita tinggal.

Hal besar itu dimulai dari hal yang kecil, dan dimulai saat ini. Seorang

wirausahan itu seorang yang dapat menangkap peluang dengan cepat,

bahkan seonggok rongsokan bisa dirubah menjadi sebongkah emas oleh

seorang yang mempunyai jiwa wirausaha. Kamukah satu diantaranya?

Seorang karyawan, membangun karirnya dari nol sampai puncak

karir, tetapi dia tetap tidak dapat mewariskan posisinya tersebut pada

keluarganya. Tetapi seorang wirausahawan, walaupun hanya mempunyai

warung saja, dia adalah orang hebat, karena sudah mampu memberikan

warisan yang berharga untuk keluarganya.

Pilihan berwirausaha, adalah pilihan cerdas. Saat kamu bekerja di suatu

perusahaan/instansi, kamu sedang turut membantu membangun

suatu istana, sayangnya istana itu bukan milik kamu. Tetapi saat kita

memutuskan berwirausaha, maka kita sedang membangun istana milik

kita sendiri.

Tugas 7. Membuat Perencanaan Wirausaha

Mengacu pada Tugas 3. Bahan Baku dan Bumbu Khas Daerah

Buatlah kelompok yang terdiri atas 5-8 orang anggota

Pilih satu jenis pangan khas daerah

Buat perencanaan wirausaha yang lengkap

Presentasikan di depan kelas

156

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

I.

Simulasi W

irausaha Produk

Modifikasi Pangan Khas Daerah

Pada pembelajaran sebelumnya telah dipelajari pengertian tentang produk

pangan khas daerah, keragaman tantangan dan potensi modifikasi, teknik

dan alat produksi, pengembangan ide produk dan perencanaan produksi,

penghitungan biaya serta pengemasan dan produksi. Pada setiap bagian

pembelajaran telah dibuat tugas-tugas dengan kesatuan tema yaitu untuk

membuat sebuah produk pangan khas daerah. Simulasi wirausaha produk

pangan khas daerah adalah bagian terakhir dari pembelajaran. Pada

pembelajaran ini produk pangan khas daerah yang telah direncanakan akan

diproduksi, dikemas, serta dijual.

Proyek simulasi dilaksanakan dalam kelompok. Setiap kelompok men

-

diskusik

an target penjualan dan strategi pencapaian target. Anggota

kelompok akan bermusyawarah untuk pembagian tugas secara adil dan

sesuai kompetensi agar tujuan kelompok dapat tercapai dengan efektif dan

efisien. Kegiatan yang akan dilakukan di dalam proyek ini terdiri atas tiga

tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Tahapan pertama

adalah persiapan organisasi dan perencanaan produksi.

Organisasi usaha adalah kelompok proyek. Penyusunan struktur dan

pembagian kerja dimusyawarahkan dengan seluruh anggota kelompok.

Perencanaan produksi telah

dilakukan melalui tugas-tugas

pada pembelajaran sebelumnya,

dan dapat disesuaikan dengan

perkembangan

yang

ada.

Tahap kedua

adalah produksi

hingga penjualan. Masing-

masing kelompok melakukan

pengolahan modifikasi pangan

khas daerah dengan jumlah sesuai

kesepakatan kelompok, dengan

pertimbangan kapasitas produksi

dan target penjualan.

Tahapan

ketiga

adalah evaluasi. Proses

evaluasi dapat menggunakan

metode analisis SWOT (

Strenght,

Weakness, Opportunities,

dan

Treats

) yaitu dengan cara

menguraikan kekuatan (

Strenght

),

kelemahan (

Weakness)

, peluang

(

Opportunities),

dan ancaman

dari luar (

Treats

) dari produk

pengolahan yang telah dibuat,

proses produksi, proses pemasaran

dan distribusi, serta pasar sasaran.

Ta

hap 1

1.Pembentukan organisasi dan

pembagian tugas

2.Menetapkan target dan strategi

3.Membuat jadwal kegiatan

4.Menetapkan biaya produksi dan

harga jual, pembiayaan serta alur

keuangan

Tahap 2

5. Melakukan Produksi

6. Melakukan

Quality Control

(

QC

)

7. Melakukan Pengemasan

8. Melakukan Promosi, Penjualan

dan Distribusi

Tahap 3

9. Evaluasi Kinerja dan Keuangan

10. Penyusunan Laporan Evaluasi

Prakarya

157

Daftar Cek Proyek Simulasi

9

Diskusikan struktur organisasi sesuai kebutuhan organisasi

9

Sepak

ati produk yang akan dibuat, serta bahan dan teknik yang akan

digunakan

9

Pembua

tan jadwal dan strategi kerja

9

Persiapan bahan bak

u, tempat dan alat kerja

9

Pr

oses Produksi

9

Pr

oses Pengemasan

9

Kegia

tan Pemasaran, Penjualan dan Distribusi

9

Ev

aluasi kinerja dan keuangan

9

Usulan P

erbaikan

9

Pen

yusunan laporan dan hasil evaluasi

9

Pr

esentasi laporan

Sumber: Dokumen Kemdikbud

Gambar 4.22

Contoh Bagan Analisis SWOT

Kekuatan (

Strenght

)

- Produk A memiliki rasa yang enak

- Bahan baku mudah didapat

- Harga terjangkau

Kelemahan (

Weakness)

-

Proses produksi produk A

membutuhkan waktu yang lama

- Pasar sasaran sangat menyukai

produk A

Peluang yang ada di luar

(

Opportuni

ti

es)

- Ketersediaan bahan di daerah ini

sangat banyak sehingga pesaing dapat

membuat produk yang serupa

Ancaman dari luar (

Treats)

Analisis SWOT

- Perbaikan sistem produksi agar dapat

memproduksi lebih cepat

- Desain kemasan yang menarik untuk

mengatasi persaingan

- Promosi dengan cara memberikan

kesempatan calon konsumen baru

untuk mencicipi Produk A

158

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

Evaluasi Diri Semester 1

Evaluasi diri pada akhir semester 1 terdiri atas evaluasi individu dan evaluasi

kelompok. Evaluasi individu dibuat untuk mengetahui sejauhmana efektivitas

pembelajaran terhadap masing-masing siswa. Evaluasi individu meliputi

evaluasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Evaluasi kelompok adalah untuk

mengetahui interaksi dalam kelompok yang terjadi dalam kelompok, kaitannya

dengan pencapaian tujuan pembelajaran.

Evaluasi Diri (individu)

Bagian A.

Berilah tanda cek (v) pada kolom kanan sesuai penilaian dirimu.

Keterangan:

1. Sanga

t Tidak Setuju 2. Tidak Setuju 3. Netral

4. Setuju 5. S

angat Setuju

Bagian B.

Tuliskan pendapatmu tentang pengalaman mengikuti pembelajaran

Pengolahan di Semester 1

Bagian A

No.

Aspek Evaluasi

1

2

3

4

5

1.

Saya mengetahui hubungan pariwisata

dan dengan peluang wirausaha pangan

modifikasi khas daerah di Indonesia

2.

Saya mengetahui jenis-jenis produk pangan

khas yang ada di daerah sekitar

3.

Saya mengetahui teknik modifikasi yang

tepat untuk produk pangan khas daerah

4.

Saya memiliki banyak ide untuk modifikasi

produk pangan khas daerah

5.

Saya terampil membuat satu produk

modifikasi pangan khas daerah

6.

Saya dapat menghitung biaya produksi dan

menetapkan harga jual

7.

Saya berhasil menjual produk pengolahan

yang dibuat

8.

Saya bekerja dengan rapi dan teliti

9.

Saya dapat bekerjasama dalam kelompok

dengan baik

10.

Saya puas dengan hasil kerja saya pada

Semester 1

Bagian B

Kesan dan pesan setelah mengikuti pembelajaran Pengolahan Semester 1:

Prakarya

159

Evaluasi Diri (kelompok)

Bagian A.

Berilah tanda cek (v) pada kolom kanan sesuai penilaian dirimu.

Keterangan:

1. Sanga

t Tidak Setuju 2. Tidak Setuju 3. Netral

4. Setuju 5. S

angat Setuju

Bagian B.

Tuliskan pengalaman paling berkesan saat bekerja dalam kelompok

Bagian A

No.

Aspek Evaluasi

1

2

3

4

5

1.

Semua anggota kelompok kami memiliki

sikap yang baik

2.

Semua anggota kelompok kami memiliki

pengetahuan yang lengkap tentang materi

pembelajaran Semester 1

3.

Semua anggota kelompok kami memiliki

keterampilan yang beragam

4.

Semua anggota kelompok kami memiliki

keterampilan kerja yang tinggi

5.

Kelompok kami mampu melakukan

musyawarah

6.

Kelompok kami melakukan pembagian

tugas dengan adil

7.

Anggota kelompok kami saling membantu

8.

Kelompok kami mampu menjual banyak

produk pengolahan

9.

Kelompok kami melakukan presentasi

dengan baik

10.

Saya puas dengan hasil kerja kelompok

kami pada Semester 1

Bagian B

Pengalaman paling berkesan saat bekerja dalam kelompok: